Sabtu, 12 Mei 2012

KECERDASAN OTAK


BAB II
KECERDASAN OTAK
A.    Pengertian Kecerdasan Otak
Kecerdasan atau inteligensi, dalam bahasa inggris disebut dengan intelligence. Banyak definisi tentang inteligensi telah dikemukakan oleh para ahli, namun kami hanya akan mengemukakan beberapa diantaranya[1].
1.      Inteligensi menurut Super dan Cites
Super dan Cites mengemukakan suatu definisi yang sering dipakai oleh sementara orang sebagai berikut:
“intelligence has frequently been defined as the ability to adjust to the environment or to learn from experience.”
Inteligensi telah sering didefinisikan sebagai kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau belajar dari pengalaman.
Super dan Cites mendefinisikan inteligensi dengan menempatkan manusia sebagai makhluk sosial. Hidup manusia dituntut untuk melakukan interaksi dengan sesama manusia, sebagai proses sosial. Maka dari itu manusia harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan demi kelestarian hidupnya. Hidup manusia bukan hanya untuk kelestarian pertumbuhan. Tetapi juga untuk perkembangan pribadinya. Untuk itu manusia harus belajar dari pengalamannya.
2.      Inteligensi menurut Garrett
Dari definisi di atas menurut Garrett dipandang sebagai definisi yang kurang tepat, sebab definisi tersebut terlalu luas. Oleh karena itu, Garrett mengemukakan definisi inteligensi yang lebih oprasional, yaitu:
“intelligence includes at least the abilities demanded in the solution of problems which require the comprehension and of symbols.”
Inteligensi itu setidak-tidaknya mencakup kemampuan-kemampuan yang diperlukkan untuk pemecahan msalah-masalah yang memerlukan pengertian serta menggunakan symbol-simbol.
Perjalanan kehidupan manusia selalu dihadapkan dengan permsalahan-permasalahan, baik itu rumit maupun mudah. Pada setiap permasalahan yang dihadapi, manusia harus memiliki pemecahannya agar manusia memperoleh keseimbangan dalam hidup. Oleh karena itu, manusia memerlukan kemampuan-kemampuan memecahkan permasalahan dengan menggunakan pengertian serta symbol-simbol.
3.      Inteligensi menurut Bischof
Jika Garrett mendefinisikan dengan oprasional, Bischof merumuskan inteligensi dengan definisi yang lebih luwes, yaitu:
“Intelligence is the ability to slove problems of all kinds.”
Inteligensi ialah kemampuan untuk memecahkan segala jenis masalah.
4.      Inteligensi menurut Heidenrich
“Intelligence refers to the ability to learn and to utilize what has been learned in adjusting to unfamiliar situations, or in the solving of problems.”
Inteligensi menyangkut kemampuan untuk belajar dan menggunakan apa yang telah dipelajari dalam usaha penyesuaian terhadap situasi-situasi yang kurangdikenal, atau dala pemecahan masalah-msalah.
Manusia yang belajar sering dihadapkan pada situasi-situasi baru serta permasalahan. Dari itu manusia memerlukan kemampuan individu yang belajar dari pengalaman untuk menyesuaikan diri serta memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi.

Kemudian mengenai otak. Otak merupakan benda berwarna putih lunak yang terdapat di dalam rongga tengkorak yang menjadi pusat saraf[2]. Otak adalah jaringan yang mmpu mengkoordinasikan seluruh yang terjadi di dalam tubuh kita, kepribadian, metabolisme, tekanan darah, emosi, hormon, serta ingatan[3]. Otak manusia adalah satu alat di dalam tubuh, yang disamping berfungsi menerima kenyataan dari segala peristiwa dan keadaan di luar badan, juga digunakan untuk: mengingat apa yang pernah dialami, berpikir, merasa, berbicara, menulis, bermain musik, menggambar, bermimpi, mencintai dan menderita[4].
Jadi kecerdasan otak adalah kemampuan otak dalam hal merasa, mengingat dan berfikir untuk mengenali pengalaman yang dihadapi dan belajar dari setiap pengalaman yang telah dihadapi agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.

B.     Lima Bagian utama Otak Manusia
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol. Kelima bagian otak akan kami paparkan sebagai berikut:
1.     Otak besar (serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan[5].
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks[6] serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut adalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi[7]. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
2.    Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran[8].
3.    Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan[9].
4.    Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang[10].
5.    Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan[11].

C.    BELAHAN-BELAHAN OTAK
Otak manusia mengandung tidak kurang dari 1011 neuron (sel otak)[12]. otak manusia akan senantiasa berkembang berikut sel-selnya sebelum seseorang berusia 50 tahun, dan pada usia tersebut sel otak tidak berkembang lagi. Semakin sering otak bekerja, maka semakin cepat pula pertumbuhan selnya secara normal otak manusia memilki berat 1500 gram dan merupakan terbesar dari semua otak makhluk hidup[13].
Roger W. Sperry, berdasarkan penelitiannya menemukan bahwa otak manusia memiliki pengkhususan fungsi pada belahan otak kanan dan kiri, sehingga menyebabkan masing-masing otak mempunyai tugas yang berbeda satu sama lainnya[14]. Perbedaan fungsi kedua belahan otak atau hemisfer tersebut dapat dilihat di bawah ini:
1.      Hemisfer Kiri
Ø  lebih mempunyai representasi-representasisensoris dan motoris.
Ø  lebih bisa mengolah informasi temporal (informasi mengenai jangka waktu, yang berhubungan dengan tekanan dan penghentian) dan dengan ini ia lebih canggih dalam penangkapan pola-pola bicara.
Ø  Dalam hal pengaturan waktu, member urutan pada sesuatu dan soal-soal pembagian, hemisfer kiri mengambil peran lebih besar.
Ø  bekerja lebih analitis, lebih memperhatikan detail.
Ø  bereaksi kepada penjelasan dan instruksi verbal.
Ø  kurang mahir dalam hal menangkap bahasa gerak.
Ø  lebih suka berbicara dan menulis.
Ø  mencoba secara sistematis dan terkendali.
Ø  perasaan terkendali.
Ø  lebih suka memakai logika dalam menyelesaikan masalah.

2.       Hemisfer Kanan
Ø  lebih luas asosiasi visualnya.
Ø   berfungsi untuk penyadaran dan pengenalan pola-pola. Di bidang auditif, ini berarti penyadaran dan pengenalan polapola nada, misalnya mengenal pola music.
Ø  berperan penting dalam mengenal gambar, membayangkannya secara mental, juga mengolahnya di ruang
Ø  mempunyai konsentrasi noradrenalin yang dapat mempengaruhi pengarahan perhatian dan serotonin lebih besar yang berperan aktif dalam menentang depresi dan perasaan takut.
Ø  memberi reaksi terhadap contoh, ilustrasi, dan symbol.
Ø  simbol dan bentuk dipakai untuk menata logika.
Ø  melukis dan mengatur benda.
Ø  mencoba secara acak dan longgar.
Ø  bebas/ spontan dengan perasaan.
Ø   mahir mengerti symbol.
Ø  intuisi dipakai untuk menyelesaikan masalah.
Selain perbedaan fungsi otak diatas, terdapat pula perbedaan fungsi otak kiri untuk mengontrol bagian badan sebelah kanan, sementara otak kanan berfungsi menguntrol bagian badan sebelah kiri. Akan tetapi tidak ada jaminan adanya ksamaan antara kedua bagian otak tersebut dalam menangkap dan mentransformasikan sebuah informasi. Otak kanan akan lebih dominan ketimbang otak kiri dalam mentransformasikan informasi yang sifatnya non verbal, seperti perhatian, persepsi, dan pengertian. Otak kiri akan lebih dominan dalam mentransformasikan informasi yang sifatnya verbal[15] seperti menulis, membaca, makan, dan sebagainya. Seseorang yang megalami gangguan pada otak kirinya maka akan kesulitan untuk makan, demikian pula orang yang mengalami gangguan otak kanannya akan kesulitan untuk menjelaskan dan menggambarkan sesuatu.











BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
·         kecerdasan otak adalah kemampuan otak dalam hal merasa, mengingat dan berfikir untuk mengenali pengalaman yang dihadapi dan belajar dari setiap pengalaman yang telah dihadapi agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
·         Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.
·         Pada dasarnya otak terbagi menjadi dua bagian, yaitu otak kiri (left hemisphere) dan otak kanan (right hemisphere). Otak kiri cenderung memeperhatikan hal-hal yang sifatnya verbal, sedangkan otak kanan cenderung memperhatikan hal-hal yang sifatnya non-verbal. Kedua belahan otak tersebut akan bekerja secara bersama-sama, meskipun volumenya berbeda. Apabila otak kiri lebih dominan, maka otak kanan akan lambat bekerja, demikian pula sebaliknya.



                                           






DAFTAR PUSTAKA
-          Idris, M. Kamus MIPA. Jakarta: Ar-ruzz Media. 2010.
-          Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
-          Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pt. Rineka Cipta. 2010.
-          http://adityaputra1629.blogspot.com/2011/11/otak-kanan-dan-kiri.html.


[1] Drs. Wasty Soemanto, M.Pd., Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pt. Rineka Cipta. 2010. Hal. 141.

[2] M Idris, Kamus MIPA. Jakarta: Ar-ruzz Media. 2010. Hal. 402.
[3] http://www.scribd.com/doc/6224803/makalah-tentang-otak-dr-Liza-Pasca-Sarjana-STAIN-Cirebon
[4] http://mamusumberjati.blogspot.com/2010/05/belahan-belahan-otak-hemisphere-dan.html
[5] http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0085%20Bio%202-9d.htm
[6] Korteks berarti lapisan luar suatu organ. M Idris, Kamus MIPA. Jakarta: Ar-ruzz Media. 2010. Hal. 378.
[7] http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0085%20Bio%202-9d.htm
[8] Ibid.
[9] Ibid.
[10] Ibid.
[11] Ibid.
[12] http://mamusumberjati.blogspot.com/2010/05/belahan-belahan-otak-hemisphere-dan.html
[13] Ibid.
[14] http://adityaputra1629.blogspot.com/2011/11/otak-kanan-dan-kiri.html.

[15] http://mamusumberjati.blogspot.com/2010/05/belahan-belahan-otak-hemisphere-dan.html

Jumat, 11 Mei 2012

JOMBLO KEREEENN..

Katanya sih, masa muda adalah masanya bercinta. Gonta-ganti pacar buat tambah pengalaman. Waduh, asik bener kalau begitu! Tapi apa iya dengan gonta-ganti pacar kita dapat merasakan cinta yang sesungguhnya? Sobat muda dah kenalan belum sama si ‘cinta’? Kalau belum, kita kenalan dulu yuk.


Kenalan dengan si ‘cinta’

Apa sih arti cinta? Kadang kita juga bingung untuk mengartikan arti cinta. Mm.. jadi ingat sama lagunya Snada nih yang judulnya Arti Cinta.

Ingin kukatakan arti cinta kepadamu dinda
Agar kau mengerti arti sesungguhnya..
Tak akan terlena, dan terbawa harumnya bunga asmara
Yang akan membuat dirimu sengsara..
(Snada- Arti Cinta)

Heu.. heu.. Lanjutin sendiri deh lagunya..
Kita semua tentu sepakat bukan, bahwa cinta merupakan salah satu emosi yang ada dalam diri manusia. Definisi cinta menurut para ahli sampai saat ini tidak ada yang pasti. Tapi secara umum cinta diartikan sebagai ungkapan perasaan yang paling mendalam dari seseorang terhadap sebuah objek, manusia atau lainnya yang memiliki nilai yang sangat istimewa. Tidak hanya mengandung perasaan sayang, tetapi perasaan lain yang mengikat. Makanya, merasakan cinta pasti ga jauh-jauh dari perasaan cemburu. Iya kan?!

Apakah cinta membuat kita bahagia? Tentu saja. Gimana nggak bahagia coba, jika kita disayangi, dipercaya, dihormati dan diberi penghargaan-penghargaan lain. Mm.. tapi kalau cinta harusnya bikin orang bahagia, kenapa gak sedikit ya orang yang menderita gara-gara cinta? Duh, jangan salahin si ‘cinta’ dong.. Itu sih salah orang yang mengaplikasikan si ‘cinta’ itu sendiri.

Cinta Harus Dibuktikan

Cinta itu memang harus dibuktikan, bahkan dengan pengorbanan. Bukan hanya dengan lafal saja. Rasa cinta yang sangat besar yang dimiliki orang tua kepada anaknya saja harus diuji dengan keyakinan mahabbatulloh. Yaitu ketika nabi Ibrohim disuruh Alloh untuk menyembelih putra terkasihnya, Ismail. Bukankah itu bentuk pembuktian cinta yang besar terhadap Alloh?

Cinta, tentu harus ada tindakan nyata untuk membuktikan dan menguji seberapa besar rasa cinta yang ada. Contoh nyatanya nih, kalau si Ari memiliki rasa sayang kepada sahabatnya, tentu dia akan membuktikannya dengan berbuat baik seperti memberi perhatian, menjaga perasaan, dan menolong sahabatnya jika sedang kesusahan. Tidak jauh beda dengan Nia yang mencintai adiknya, tentu dia akan menyayangi, mengasihi, dan memberi bantuan apapun semampunya untuk membantu adik kandung yang dia cintai. Nah kalau kasusnya seperti Irwan yang ingin membuktikan rasa cintanya kepada Risa sang pujaan hati, bagaimana tuh? Apakah cintanya harus dibuktikan juga? Tentu saja, yaitu dengan menjaganya. Irwan tidak boleh mendekati Risa dengan alasan cinta, tidak boleh menjadikannya pacar, bahkan menyentuh pun jangan. Why? Karena cinta itu menjaga. Menjaga kesucian orang yang dicintainya. Kalau Irwan memacari Risa, ya berarti dia gak benar-benar cinta sama Risa. Irwan sudah ingin mencoba berdekatan dengan Risa tanpa alasan yang syar’i. Cowok kalo beraninya cuma pacaran, itu namanya masih kecil. Masa masih kecil udah pacaran. Huh! Kalo cowok yang udah dewasa, pasti dia nggak berani pacaran, tapi langsung datang ke ortu si cewek dan ngelamar. Married deh. Selain menunjukkan tanggung jawab, cowok dewasa tahu kalo pacaran cuma ajang tipuan dan aktivitas berlumur dosa.

Kembali kepada kisah nabi Ibrohim tadi, bahwa sesungguhnya tidak boleh ada kecintaan lain yang menandingi rasa cinta kita kepada Alloh. Lha, seorang nabi aja masih harus dibuktikan rasa cintanya kepada Alloh, apalagi kita nih manusia biasa-biasa aja. Padahalkan nabi Ibrohim mencintai anaknya, anak kandung lho, yang memang harusnya disayangi. Itu masih tidak boleh melebihi rasa cinta kepada Alloh. Bayangkan, pembuktiannya ga tanggung-tanggung. Nabi Ibrohim disuruh Alloh menyembeli Ismail. Waduh.. bagaimana kalau di bandingkan dengan kasus si Irwan tadi yang mencintai si Risa. Saudara juga bukan, dah berani pengen deket-deketan. Bukan muhrim, non! Lalu bagaimana ingin membuktikan rasa cinta yang lebih besar kepada Alloh kalau mereka berpacaran. Oh, no..!!

Are you moslem? Kok pacaran sih…

Hikmah terbesar dari peristiwa Ibrohim dan Ismail adalah mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada cinta yang lebih besar selain cinta kepada Alloh. Cinta kepada Robb, harus kita utamakan. Kalau kamu membicarakan cinta kepada lawan jenis, itu bukan cinta sejati. Cinta kepada negara, itu juga bukan cinta sejati. Tapi cinta kepada Alloh, berarti mengeluarkan segenap daya upaya yang kita miliki, seluruh semangat kita dan akal budi kita agar memuliakan Alloh di pelataran bumi ini.

Eits, tapi tenang dulu sobat muda. BaBer gak akan marah-marahin kamu yang pacaran kok, tapi hanya ingin mengajak kita bareng-bareng belajar jadi bener. Yup, sejalan dengan moto BaBer tentunya. Jadi tenang aja, ok. Kamu baca dulu bulletin ini sampai tuntas…

Mungkin, kebanyakan dari kamu masih kepingin protes ya kalau dilarang pacaran. Duh, BaBer ini gimana sih. Zaman gini dilarang pacaran, kuno banget deh! Hm.. ok kalau begitu, sekarang BaBer tanya kamu deh, kenapa harus pacaran? Pacaran itu biar gak kuper, biar gak dibilang nggak laku, biar ada cowok yang sayang ama kita, biar semangat belajar, biar nggak malu dengan teman-teman yang pada umumnya punya pacar, mm…sekedar pingin tau aja sih gimana rasanya pacaran itu.

Wah, ternyata kalian cukup pandai beralasan juga rupanya. Ok deh sekarang kita kaji arti pacaran itu sendiri. Pacaran, adalah aktivitas yang dilakukan berdua dengan sang kekasih sebelum menikah. Aktivitas atau kegiatan ini bisa bermacam-macam bentuknya. Bisa nonton bareng, makan bakso berdua, jalan berdua atau belajar bersama. Tapi kegiatan terakhir ini kayaknya banyak yang gak jadi belajarnya deh.. karena pada sibuk mandangin gebetan masing-masing. Iya apa iya? Hayo.. ada yang bisa jawab ga?

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka tidak boleh baginya berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang wanita, sedangkan wanita itu tidak bersama mahromnya. Karena sesungguhnya yang ketiga di antara mereka adalah setan”
(HR Ahmad)

Ketika Harus Memilih; Pacaran atau Jomblo

Bandingkan antara orang yang pacaran dengan yang jomblo alias tidak pacaran. Dari segi duniawinya aja dah untung. Orang yang gak punya pacar lebih terjaga ekonominya, karena ga nraktir si doi mulu. Hehe.. Dah gitu, kita juga freedom alias bebas. Gak terikat dengan ikatan yang gak jelas. Lho, ko gak jelas sih? Tentu gak jelas dong. Belum tentu kan yang jadi pacar itu yang nantinya bakal jadi suami/istri kita. Hm.. jadi jomblo juga bisa jadi lebih fokus pada pekerjaan. Gak melulu mikirin si dia yang belum tentu mikirin kamu. Dan yang lebih manfaat lagi, dengan jomblo kita terjaga dari hal-hal yang berbau maksiat.

Jangan pernah takut diolok teman sebagai jomblo. Jangan pernah malu disebut nggak laku. Di saat teman-teman pada risih dengan status jomblo, kamu malah bisa bangga menyandang gelar itu. Kalau kamu orang yang pinter nih, ada atau tidaknya yang mau denganmu nggak bakal kamu ambil pusing. Mikirin rumus fisika aja dah pusing, ngapain juga mikirin pacar. Pacaran adalah sesuatu yang nggak penting. Selain ngabisin waktu dan energi, yang pasti menguras konsentrasi dan emosi. Kalau sudah saatnya untuk menikah, baru deh mikirin pasangan hidup. Pasangan hidup lho, bukan pacar. Dan itu juga tidak melewati proses pacaran, tetapi ta’aruf alias langsung menuju pernikahan.

Kalau kamu seorang perempuan, jangan mau dipacarin. Kesannya tuh jadi cewek gampangan. Gampang aja dibohongin, gampang diboncengin, gampang dijamah, dan gampang-gampang yang lain deh. Ih…nggak asyik banget kan! Toh, nantinya para cowok itu juga bakal males sama cewek beginian, karena udah tahu ‘dalemnya’. Laki-laki kan pinginnya dapat perempuan baik-baik. Coba aja deh kalau kamu beli baju, kamu pilih baju yang ada dipajangan atau pilih yang ada di dalam etalase dan masih rapi dalam kemasan plastik? Kalau selera kamu bagus sih pasti pilih yang masih di etalase dan masih bagus terbungkus plastik. Nah, sekarang pilih mana antara perempuan yang rapi berjilbab yang auratnya tertutup semua, dengan perempuan yang sering buka-bukaan sehingga kita gak aneh lagi liat lekuk tubuhnya. Duh, kasihan banget deh.. jangan mau ya jadi perempuan yang seperti itu. Jelas kesannya tuh murahan.

Terlepas apa motivasi kamu untuk jadi jomblo, yang pasti kamu kudu punya patokan atau standar tersendiri untuk urusan kehormatan. Kamu nggak mau pacaran karena pacaran itu dosa. Kamu memilih jomblo karena itu berpahala dan jauh dari maksiat. Kamu tetap keukeuh pada pendirian karena remaja muslim itu adalah seorang yang punya prinsip. Itu artinya, kamu selalu punya harga diri atas prinsip yang kamu pegang teguh. Keren khan?

Intinya, predikat jomblo jauh lebih mulia kalau kamu menghindari pacaran karena takut dosa. Menjadi jomblo jauh lebih bermartabat kalo itu diniatkan menjauhi maksiat. Menjadi jomblo sama dengan sholeh/sholihah kalo itu diniatkan karena Alloh semata. Bukankah hidup ini cuma sementara? Jadi rugi banget kalo hidup sekali dan itu nggak dibikin berarti. Sekarang, kalau ada yang masih usil dengan predikat jomblo kamu, bilang aja…. Jomblo, so what gitu lho..!

sumber::bulletin-baber.co.cc